Tujuh belas agutus tahun empat lima, itulah hari kemerdekaan kita
hari merdeka nusa dan bangsa, hari lahirnya bangsa Indonesia. MERDEKA…
Setiap tanggal 17 Agustus yang diperingati sebagai Hari Kemerdekaan Indonesia, selain upacara bendera pasti momen yang sangat ditunggu-tunggu masyarakat khususnya remaja, yaitu ikut lomba tujuh belasan. Macam-macam lomba digelar untuk merayakan ulang tahun tanah air kita yang tercinta ini.
Lomba-lomba yang digelar seakan nggak lekang oleh waktu, buktinya dari dulu sampai sekarang kita masih bisa menyaksikan setiap tahunnya. Tahu nggak, kawan? Ternyata berbagai lomba yang ada di acara tujuh belasan itu mempunyai makna tersendiri
Lomba Balap Karung
Peserta masuk ke dalam karung. Karung yang dipakai biasanya berjenis karung goni. Kemudian peserta dengan lari dengan cara meloncat untuk mecapai garis finis. Nggak jarang ada perserta yang terjatuh berguling-guling.
Nah, karung sendiri mengingatkan pada saat dijajah oleh Jepang. Sebagian besar rakyat mengalami penderitaan sangat berat, karena bahan pakaian sengaja nggak didistribusikan secara merata sehingga yang ada hanyalah karung goni bekas. Kain yang berbahan kasar tersebut bila dipakai akan menyebabkan gatal-gatal di kulit karena sebagai sarang kutu.
Filosofi menginjak-injak karung, kita meninggalkan pakaian yang sangat nggak layak pakai. Ada makna lain dari balap karung yaitu betapa sulitnya berlari ketika kedua kaki di dalam karung. Seperti penjajah yang mengurung kebebasan rakyat untuk kemajuan bangsa Indonesia.
Tarik tambang mempunyai makna bahwa persatuan sebagai modal utama untuk mengalahkan penjajah. Lomba ini ini juga mengajarkan bagaimana membentuk tim yang kompak dalam menyusun strategi yang tepat untuk dapat menarik tambang dengan kuat sampai memenangkan
Lomba Balap Kelereng
Lomba membawa kelereng pakai sendok. Biasanya sendoknya bawa sendiri dari rumah hehe kalau saya. Tantangannya kita harus bawa kelereng yang diletakkan di atas sendok dan kita bawa pakai mulut sambil jalan bolak-balik dari titik startnya. Peserta harus hati-hati dan berjalan pelan-pelan untuk menjaga kelerengnya tidak jatuh. Tapi kalau yang sudah master biasanya jalannya super cepat dan tidak jatuh.
Makna dan filosofinya : Untuk mencapai tujuan itu harus sabar, tenang dan jangan terburu-buru.
Sumber : http://remaja.suaramerdeka.com/2014/08/12/makna-dibalik-lomba-lomba-perayaan-17-agustus/