“ALFALFA
sebuah rumah sederhana
tempatnya pemenang berkumpul disana
semua bahagia”
Kutipan bait lagu diatas tentu sangat tidak asing bagi para penghuni camp Alfalfa, Buatku bait lagu tersebut cukup sederhana namun memiliki kekuatan makna yang begitu kuat dan mendalam. Bait lagu yang mampu menggambarkan secara sederhana bahwa begitulah memang keadaan yang sebenarnya.
Kedatanganku di camp ini membuatku merasa berada pada suatu tempat yang sangat tidak asing bagiku, membuatku merasa bahwa setiap penghuninya merupakan teman, sahabat bahkan saudara untukku. Suasana yang terbangun didalamnya benar-benar bisa membuatku melupakan sejenak dari mana Aku berasal karena dalam menjalankan aktifitas sehari-hari, yang diutamakan adalah rasa persatuan, nilai-nilai kesederhanaan, dan sikap menghargai setiap orang tanpa pandang bulu, status, umur, jabatan dan asal dari semua penghuninya.
Sebenarnya untuk menuju tempat ini Aku harus meninggalkan untuk sementara keluargaku, Ayahku, ibuku, adikku, beserta sanak saudara lainnya. Rasa ingin bertemu terkadang menyaru menjadi sebuah kerinduan. namun, apadaya jarak itu sungguh jauh. Aku tahu bahwa, adalah suatu kebahagiaan dan keberuntungan ketika seorang anak dapat setiap saat bertemu dan berkumpul dengan orang tua tercinta. Dan adalah sebuah ujian dan pengorbanan ketika seorang anak harus rela terpisah dengan orang tua tercinta demi masa depan dan kehidupannya yang lebih baik. Akan tetapi yang terpenting buatku adalah keyakinanku akan doa mereka yang selalu mengalir untuk perjuanganku di tempat ini.
Dengan jarak yang begitu jauh dengan kampung halamanku, di sini Aku belajar banyak hal, mulai dari belajar hidup mandiri, belajar disiplin, belajar mengutamakan kepentingan bersama daripada kepentingan sendiri dan hingga pada akhirnya Aku mulai sadar bahwa semua orang punya potensi dalam dirinya, hanya saja kita tidak mampu secara penuh memaksimalkannya.
Begitupun dengan tujuanku, datang ke tempat ini Aku hanya ingin belajar bahasa inggris dan tidak lebih dari itu. Namun bertemu dengan banyak kawan dengan berbagai latar belakang dan asal yang berbeda sedikit tidak telah banyak mengubah cara pandangku terhadap hidup ini. Lewat cengkrama, obrolan ringan dan berbagai kegiatan rutin lainnya yang dibungkus dengan teknik dan cara yang berbeda justru yang ku dapatkan bukan melulu tentang bahasa inggris saja melainkan banyak hal lainnya yang belum tentu aku bisa dapatkan di tempat lain.
Dengan kondisiku saat ini, buatku yang penting sekarang adalah sejauh mana usahaku untuk menggapai mimpiku dan menjawab harapan semua orang yang peduli denganku. Dibalik itu semua sebagai seorang anak manusia aku juga mempunyai harapan. Harapanku cukup sederhana, bahwa yang ku inginkan adalah banyak orang yang terinspirasi oleh pencarianku terhadap mimpi besarku, memberitahukan kepada mereka bahwa berdiam diri dan meratapi nasib adalah pengkhianatan terhadap kemampuan yang kita miliki, kemudian menceritakan kepada mereka bahwa kedatanganku adalah untuk kembali, kembali pada tujuanku sebenarnya, kembali pada mimpiku, kembali pada cita-citaku, kembali kepada harapan besarku dan kembali pada asa yang dari dulu ku harapkan.
“Kita boleh saja bermimpi, mimpi yang harus diimbangi juga dengan penghargaan terhadap sebuah proses, karena proses tidak akan pernah berkhianat pada hasil akhir”
By Muh. Arief Syahroni (CAMP 2)